Sabtu, 01 Oktober 2016

Ini Tipe Belajar 3 Mahasiswa IPK Tertinggi, Kalau Kamu?

Masuk bulan Oktober, berarti UTS pun semakin dekat. Untarian, apakah kamu sudah merencanakan cara belajar mu nanti? Beberapa waktu lalu kami sudah mewawancarai 3 mahasiswi FIKom Untar yang memiliki IPK tertinggi di setiap angkatannya. Mereka adalah Amelia, Chicilia, dan Felicia. Merakan akan menginspirasi Untarian untuk semangat belajar dan memberikan tips cara belajar menghadapi UTS. Yuk, langsung disimak!


1    Amelia Xan (2013)




      Amelia atau yang akrab disapa Amel merupakan Mahasiswa FIKom Angkatan 2013. Ia mendapatkan predikat IPK tertinggi untuk angkatan 2013 dengan IPK 3,95. Saat ditanya apakah ia memasang target untuk mendapatkan IPK yang tinggi, ia justru mengatakan tidak memasang target sama sekali namun memang selalu ingin mendapatkan nilai A. Kalau pun tidak dapat A, tidak menjadi masalah berarti sebab ia sudah melakukan yang terbaik. Dalam mempersiapkan Ujian Tengah Semester/Ujian Akhir Semester, ia akan mengumpulkan bahan ujian dengan lengkap dan me-review semua materi tersebut. Kendala dalam belajar seperti bahan ujian yang banyak dan harus dikuasai semua berhasil ia tangani, “selama ini kendala itu bisa diatasi dengan bersabar dan pelan-pelan dalam menguasai materi," curhatnya.

     Namun Untarian jangan salah menilai kalau Amel ini orangnya nerd ya. Pasalnya, ia juga memiliki segudang kesibukan di luar jam perkuliahan. Ia seringkali menjadi crew di berbagai Wedding Organizer, selain itu ia juga merupakan bagian dari tim website FIKom Untar. Dalam hal membagi waktu dengan pekerjaan, Amel mengutamakan untuk menyelesaikan tanggung jawab di pekerjaannya  dahulu. Setelah itu, barulah ia menyelesaikan tugas kuliah  di waktu luang yang ia miliki.

      Ia tak lupa membagi nasihatnya untuk mahasiwa yang minat belajarnya kurang, “tipsnya adalah rajin masuk kelas meskipun di rumah tidak belajar. Kalau fokus dan berusaha memahami materi saat kita di kelas, setidaknya kita bisa mengerti sedikit, bukannya tidak tahu sama sekali.”


2.    Chicilia Wongsodiredjo (2014)
    



    Saat ini Chicilia duduk di bangku perkuliahan semester 5. Ia menyandang predikat IPK 3,97 untuk angkatan 2014. Berbeda dengan Amel, Chicil sapaan akrabnya memang selalu memasang target yang tinggi untuk urusan nilai. Dalam mempersiapkan UTS/UAS, biasanya ia baru mulai belajar H-1 sebelum ujian karena ia akan cepat lupa jika belajar dari jauh-jauh hari. Namun sebenarnya ia telah mencicil belajar untuk ujian ketika ia berada di kelas dan benar-benar memperhatikan dosen.

     Tak hanya disibukkan dengan perkuliahan, ia juga aktif berorganisasi di Badan Eksekutif Mahasiwa FIKom Untar (BEM FIKom Untar) semenjak semester 1. Kini ia merupakan Wakil Ketua BEM FIKom Untar Periode 2016/2017. Selain BEM, ia juga ambil bagian dalam kepengurusan di Gereja. Bahkan belum lama ini, Chicil mendapatkan Beasiswa Djarum Angkatan 32. Hal ini tentu membanggakan sebab tidak setiap tahun mahasiswa FIKom Untar lolos seleksi Beasiswa Djarum.

      Meskipun memiliki berbagai kegiatan, ia dapat tetap membagi waktu dengan baik, “saya selalu punya prinsip kalau kita yang mengontrol waktu, bukan waktu yang mengontrol kita. Jadi segala sesuatunya bisa diatur asal kita punya skala prioritas yang baik," jelasnya.

     Chicil pun berpesan untuk kamu Untarian, “kemampuan tiap orang memang beda-beda. But at least do your very best effort and please no cheating ya."


      Felicia Loekman (2015)





b   Sama seperti Amel, ternyata Felicia tidak mempunyai target untuk mendapatkan IPK tertinggi. Namun ia selalu berusaha untuk memberikan dan berusaha semaksimal mungkin dalam apapun yang dilakukannya. Ia memilih untuk kerja keras terlebih dahulu daripada fokus terhadap hasilnya. Ia menyandang predikat IPK 3,95 untuk angkatan 2015. 

    Belajar UTS/UAS bagi Felicia ternyata sulit untuk mencicil dari jauh-jauh hari. Maka dari itu, ia sering memanfaatkan sedikit waktu yang ada untuk membaca walaupun pada akhirnya kerap ketiduran. Namun dengan cara mencicil tersebut, ia akan sedikit teringat sehingga nantinya akan membantunya saat persiapan UTS/UAS. Maka itu, sehari sebelum UTS ia akan mengulang semua bahan yang telah dipelajari. Ia bukan hanya menghafal saja tapi juga memahami bahan-bahannya. Menurut Felicia, bahan UTS/UAS terlalu sulit karena tidak dibaca dengan baik, padahal materi-materi tersebut dekat dengan kehidupan sehari-hari. Felicia akan lebih mudah menghafal bahan ujian jika ia membacanya dengan keras-keras.

    Selain kuliah, ternyata Felicia juga sibuk bekerja. Namun membagi waktu bukan hal yang sulit baginya karena setiap kegiatan sudah ada jatah waktunya, jadi ketika sedang di kelas ia berusaha mungkin untuk fokus mendengarkan dan mencatat. Hitung-hitung dengan cara begitu ia sudah mencicil untuk belajar.

   Terakhir, Felicia juga punya tips belajar untuk Untarian. "Coba ciptakan suasana yang membuat kita enjoy tapi tetap bisa belajar. Jadi suasananya menyenangkan tapi tetap tujuannya belajar. Misalnya sambil mendengarkan musik."

      Nah, kalau kamu bagaimana metode belajar mu untuk menghadapi UTS nanti? Selamat menghadapi UTS, ya!

         Penulis   : Eunike Tania & Bella Hutabarat
           Reporter : Eunike Tania
           Editor     : Bella Hutabarat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar