D’Cantina
merupakan food court Universitas Tarumanagara Kampus I berseberangan dengan
Gedung Utama. Untarian pastinya tak pernah melewatkan jam sarapan mau makan siangnya,
bukan? Sejak Agustus 2016, D’Cantina resmi kembali dibuka setelah menjalankan
masa renovasi yang memakan waktu hampir setengah tahun lamanya. Lantas,
masihkan Untarian mengingat rupa D’Cantina sebelum renovasi? Untuk mempermudah
Anda mengingat rupa D’Cantina versi dahulu, simak foto berikut ini.
Sudah ingat?
Lalu, bagaimana kesan Anda terhadap D’Cantina Untar Kampus I sekarang ini? Berikut
hasil observasi saya terhadap D’Cantina dulu dengan sekarang.
Sebelum
renovasi, D’Cantina menggunakan satu meja persegi dipasangkan dengan empat
kursi, yang tersebar luas di seluruh area food court. Pengaturan ini, menurut
saya, terlihat berantakan dan memakan terlalu banyak tempat. Berdasarkan
pengalaman saya dulu, Anda akan kesulitan berjalan melewati meja satu dengan
meja lainnya, karena banyaknya pemindahan kursi-kursi yang biasa dilakukan
mahasiswa jika kekurangan tempat duduk. Makanan yang dijual pun memang beragam,
namun ada pula keseragaman jenis makanan yang dijual. Sempat terdapat 2
pedagang menjual jenis makanan yang sama, yaitu prasmanan. Dapat terlihat
dengan jelas bahwa pedagang A (nama disamarkan) memiliki jumlah konsumen lebih
banyak ketimbang pedang B. Persaingan di dalamnya pun menjadi kurang sehat.
Jenis makanan yang dijual pun tak lebih dari sekedar prasmanan, bakmi, ayam
goreng, dan lainnya. Jika dibandingkan dengan jajanan di luar kantin Untar (warteg di belakang Untar Kampus I,
pedagang gerobak, dan lainnya) yang lebih beragam, jelas sekali peminat
Untarian terhadap makanan kantin menjadi semakin berkurang. Tak ayal, saya
kerap melihat banyak mahasiswa yang hanya menggunakan fasilitas meja kursi D’Cantina
(sebelum renovasi) hanya untuk mengobrol santai atau mengerjakan tugas tanpa
membeli makanan yang dijual.
Bagaimana
dengan D’Cantina sekarang? Banyak peningkatan fasilitas yang telah dilakukan
oleh Untar untuk memuaskan Untarian. Apa sajakah itu? Berdasarkan pengalaman
saya, tampilan D’Cantina jauh lebih rapi dan terstruktur. Meja kursi yang
digunakan sekarang melekat dengan lantai, sehingga pengunjung tidak dapat
sembarangan memindah-mindah kursi jika kekurangan tempat duduk. Pengaturan meja kursi ini menyisakan space kosong
yang lebih memudahkan pengunjung untuk bergerak leluasa. Selanjutnya, D’Cantina
juga menggunakan sistem membayar di kasir untuk beberapa kios, seperti Laoban, Ichiban Suki, Soto Sukomarem, dan lainnya yang berada di jajaran
arah timur Untar Kampus I. Sistem membayar di kasir ini tentu lebih memudahkan
transaksi bagi penjual agar tidak terhambat ketika harus menyajikan makanan dan
mengurus pembayaran di waktu bersamaan. Terdapat pula Office Boy yang siap mengambil piring dan gelas sisa makanan
pengunjung, sehingga meja lebih cepat bersih ketika ada pengunjung baru. Kini,
persaingan pun lebih terjaga. Sebab, D’Cantina saat ini hanya memperbolehkan
satu penjual untuk satu jenis makanan. Dapat terlihat dengan jelas, hanya
terdapat satu pedagang prasmanan saat ini. Terdapat juga masing-masing satu
penjual makanan untuk khas Korea, Jepang, bahkan Taiwan. Terbukti jelas bahwa
tingkat kepuasan Untarian kini meningkat, setiap pukul 10.00 WIB pun, D’Cantina
sudah diisi oleh puluhan mahasiswa bahkan sampai pukul 13.00 WIB.
Sebagai
Untarian, patutlah kita meningkatkan kesadaran untuk mendukung serta
memberdayakan fasilitas yang telah disediakan oleh pihak Untar. Mari kita jaga dan
lestarikan D’Cantina, serta mendukung para pedagang di sana (usut punya usut,
sewa kios di D’Cantina sekarang mahal, lho)
yang telah bersusah payah meningkatkan kualitas cita rasa demi memuaskan selera
para Untarian. Sering-sering kunjungI D’Cantina, ya, Untarian!
Penulis dan Reporter: Selly Juniarti 915140066
Tidak ada komentar:
Posting Komentar